Negeri kita ini adalah negeri yang
kaya. Salah satunya adalah kaya akan ragam bahasa berdasarkan daerah atau
provinsi yang ada, bahkan mempunyai ciri khas tersendiri. Salah satunya adalah
bahasa Palembang-sumatera selatan.
Darimanakah Bahasa Palembang berasal
? Bahasa Palembang berasal dari
bahasa Melayu Tua yang berbaur dengan bahasa Jawa dan diucapkan menurut
logat/dialek wong Palembang. Seterusnya bahasa yang sudah menjadi milik wong
Palembang ini diperkaya pula dengan bahasa-bahasa Arab, Urdhu, Persia, Cina,
Portugis, Iggris dan Belanda. Sedangkan Aksara bahasa Melayu Palembang,
menggunakan aksara Arab (Arab-Melayu) atau tulusan Arab berbahasa Melayu (Arab
Gundul/Pegon).
Bahasa Palembang terdiri dari dua
tingkatan, pertama merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan hampir oleh
setiap orang di kota ini atau disebut juga bahasa pasaran. Kedua, bahasa halus
(Bebaso) yang digunakan oleh kalangan terbatas, (Bahasa resmi Kesultanan).
Biasanya dituturkan oleh dan untuk orang-orang yang dihormati atau yang usianya
lebih tua. Seperti dipakai oleh anak kepada orang tua, menantu kepada mertua,
murid kepada guru, atau antar penutur yang seumur dengan maksud untuk saling
menghormati, karena Bebaso artinya berbahasa sopan dan halus.
Berikut contoh bahasa Palembang
Pasaran (P) dan Bebaso (B):
P: Mang Cek, Aku ni nak betanyo, di
manola ruma Cek Awang?
B:Mang Cek, Kulo niki ayun betaken,
di pundila rompok Cek Awang?
Bahasa Indonesia : Paman, saya ini
mau bertanya, dimanakah rumah Pak Awang?
P: O, idak jao, parak ruma aku.
Itula ruma Cek Awang.
B: O, nano tebe, pangge rompok kulo.
Nikula rompok Cek Awang.
Bahasa Indonesia : O, tidak jauh,
dekat rumah saya. Di situlah rumah Pak Awang.
Demikian tadi contoh bahasa
Palembang pasaran dan bebaso, dari contoh tersebut terlihat ada kemiripan
dengan bahasa jawa. Kemiripan bahasa Palembang dengan bahasa Jawa memang
mempunyai sejarah tersendiri.
Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang
merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan.
Sejarah Palembang yang pernah
menjadi ibukota kerajaan bahari Buddha terbesar di Asia Tenggara pada saat itu,
Kerajaan Sriwijaya, yang mendominasi Nusantara dan Semenanjung Malaya pada abad
ke-9 juga membuat kota ini dikenal dengan julukan “Bumi Sriwijaya“.
Letak
Geografis
Secara geografis, Palembang terletak
pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 102,47
Km² dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang
cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatera yang menghubungkan
antar daerah di Pulau Sumatera.
Penduduk
Penduduk Palembang merupakan etnis
melayu dan menggunakan bahasa melayu yang telah disesuaikan dengan dialek
setempat yang kini dikenal sebagai Bahasa Palembang. Namun para pendatang
seringkali menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari, seperti
bahasa Komering, Rawas, Musi dan Lahat. Pendatang dari luar Sumatera Selatan
kadang-kadang juga menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa sehari-hari
dalam keluarga atau komunitas kedaerahan. Namun untuk berkomunikasi dengan
warga Palembang lain, penduduk umumnya menggunakan bahasa Palembang sebagai
bahasa pengantar sehari-hari. Selain penduduk asli, di Palembang terdapat pula
warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari Jawa, Minangkabau, Madura,
Bugis dan Banjar. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah
Tionghoa, Arab dan India.
Seni
dan Budaya
Sejarah tua Palembang serta masuknya
para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai kota
multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk kota
ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang pun
hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa. Kata-kata seperti
“lawang (pintu)”, “gedang (pisang)”, adalah salah satu contohnya. Gelar
kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti Raden Mas/Ayu. Makam-makam
peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan coraknya dengan makam-makam
Islam di Jawa.
Kesenian yang terdapat di Palembang
antara lain:
- Kesenian Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)
- Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
- Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
- Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan Ribang Kemambang
- Rumah Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
sangat membantu gan
BalasHapus